Blog
IT’S NOT ABOUT MAKING LEARNING HAPPEN, BUT IT’S ABOUT LETTING IT HAPPEN
—
+ Mau pilih mana Ibrahim?
– Yang ini pak …(sambil menge-share gambar yang dipilih)
+ Baik, kita ketemu di patung Blimbing ya, Bapak bawakan bukunya. Tolong dijaga bukunya ya…
—-
Belajar adalah aktivitas alamiah manusia. Setiap hari dan setiap saat kita akan belajar, terlepas bagaimanapun kondisinya dan apa yang dipelajari. Kita akan belajar, untuk cenderung lebih paham dari sebelumnya, lebih mengetahui situasi yang sebelumnya belum kita kenali.
Belajar merupakan respon sebagai salah satu upaya beradaptasi dengan kondisi sekitar atau untuk mencapai hal yang lebih baik dari sebelumnya.
Proses belajar akan mampu dilakukan oleh seseorang dengan mendalam, bila mereka paham apa yang akan diperoleh setelah belajar dijalankan. Atau mereka sangat ingin tahu akan sesuatu hal yang baru. Benar, curiosity, rasa ingin tahu. Dan sifat tersebut telah ada sejak kita bayi. Oleh karena itu setiap bayi cenderung ‘memanipulasi’ barang-barang di sekitar mereka untuk mengetahui hakekat barang terebut. Memegang, membolak-balik, melempar, menggigit… Dengan aktivitas manipulasi tersebut, banyak hal yang dipelajari, dari sensori motorik kasar dan halus, logika berpikir…
Dan yang menarik para bayi tidak pernah berhenti memanipulasi hingga dia sudah tidak tertarik kembali pada barang tersebut. Ingin tahu tentang sesuatu hal seakan bahan bakar yang terus membakar api niyatan individu dalam proses mendapatkan yang ingin diketahuinya.
Yang perlu dilakukan oleh orang tua, cukup memfasilitasi aktivitas mereka….dan proses belajar terjadi dengan sendiri (tentu dengan batasan dan pemantauan).
Maka, hal yang sama pada para siswa atau anak usia sekolah, dari taman kanak hingga perguruan tinggi.
Kita semua dapat belajar untuk mencapai kompetensi yang lebih baik dari sebelumnya.
Hanya saja, terkadang atau pada beberapa kondisi, kita tidak tahu bagaimana cara melakukan proses belajar efektif, sehingga pada saat hasil tidak sesuai dengan ekspektasi, yang berulang, kemudian kita berhenti…
Menyadari hal tersebut, Himmatul Ummah, menghadirkan sebagian proses yang mencoba membangun kemandirian belajar para santri…mulai kelas 7…
Memilih materi (bidang umum) yang ingin dipelajari…
Mencari dan mendapatkan sumber informasi (buku), yang terkadang perlu untuk difasilitasi…
Membuat jadwal menuntaskan sendiri…
Membuat catatan sendiri…
Mengkreasi sebuah mindmap untuk mengekspresikan materi buku yang telah dipelajari, sendiri…
Dan pada sebagian siswa, alhamdulillah, menghadirkan karya yang lebih dari ekspektasi…alhamdulillah.
Kompetensi Learn how to learn, menjadi salah satu modal yang penting bagi, seorang individu (milenial) untuk menatap masa depan mereka menjadi pembelajar yang efektif.
Bila para santri atau pelajar paham hal tersebut, maka orang dewasa di sekitarnya, orang tua, guru atau staf pendidik lainnya cukup memberi fasilitas, kemudian biarkan sang santri bergerak sendiri untuk mendapatkan yang diharapkan…bi idznillah.