….ALL OF THIS JUST BECAUSE I LOVE YOU…

Suatu saat di ba’da sholat maghrib berjamaa’ah.
“Bapak mendapat informasi bahwa tadi siang telah disampaikan kepada teman-teman tentang penyesuaian aturan baru di Ma’had. Benar demikian?”
“Iya benar pak” jawab sebagian santri dan sebagian santri lainnya dengan anggukan kepala.
“Boleh Bapak tahu, menurut kalian, aturan tersebut diberikan karena kami merasa apa?”
“rasa khawatir…” jawab seorang santri
“Sedih…”
“Ga suka…” respon para santri lainnya…
“Syukron. Kondisi ini sebenarnya pernah kita bahas beberapa waktu sebelumnya.
Kondisi belajar kalian di ma’had layaknya….apa? Ada yang masih ingat?”
“Oh iya,…belajar naik sepeda” jawab Fakhri dan anak kelas 9 lainnya.
“Benar sekali. Kami layaknya seorang ayah yang sedang menuntun kalian belajar naik sepeda.
Semula kami mengira bahwa kalian sudah jago naik sepeda, oleh karena itu, kami mencoba memberi kesempatan kalian mengayuh sendiri.
Namun ternyata kalian terjatuh, beberapa kali.
Apa yang Bapak maksud ‘jatuh’ pada aturan Ma’had?
“…mm melanggar peraturan Ma’had” jawab Abdurrahman
“Benar. Dan bila dikembalikan pada analogi anak belajar naik sepeda tadi, maka bila sang ayah membiarkan anaknya yang melakukan beberapa kali kesalahan bersepeda tanpa memperbaiki, maka tindakan sang ayah tidak benar.
Maka demikian pula dengan kami di Ma’had. Kami sedang memperbaiki proses belajar kalian.
Saat ini (dengan peraturan baru tersebut) kami seperti sedang membantu kalian untuk bangun dari jatuh, menaikkan kembali ke sadel sepeda, dan memegang sadel tersebut sambil memberi kesempatan kalian untuk mengayuh pedal.”
“Yang ingin Bapak sampai kepada kalian,…. all of this because I love u…We love all of u…”
Ayah bunda, kami mencoba menyadari bahwa membangun kesediaan dan kesadaran para santri terhadap suatu ketentuan, membutuhkan ikhtiar untuk menumbuhkan pemahaman.
Pemahaman bahwa ketentuan tersebut benar-benar untuk kebaikan dirinya.
Peraturan bukan karena ketidaksukaan kita apalagi rasa benci.
Bahkan sebaliknya, sangat penting meyakinkan kepada mereka bahwa semua ini karena rasa cinta kita kepada mereka.
Ya, karena pemahaman rasa cintai dari kita itulah yang dengan ijinNya akan memudahkan jalan kita menumbuhkan iman ananda untuk beramal.
Beramal untuk masa depan mereka. Dunia dan akhirat.
Yaa Rabb, taqobbal minna…